Minggu, 18 Juli 2010


ANUGERAH BAGI INDONESIAKU
TERCINTA


Kini bangsa Indonesia telah sampai di penghujung dalam penantian meraih cita-cita, dan kini kemerdekaan yang hakiki telah menanti di kelopak mata.
Sambutlah niat baik seorang putera bangsa Indonesia yang hendak mempersembahkan sesuatu yang sangat berharga bagi bangsa dan negara Indonesia juga bagi dunia.
Untuk segenap warga negara Indonesia, janganlah terlena dalam kegelapan yang diselimuti kenikmatan semu, segeralah menuju kesucian lahir batin memasuki golongan putih dalam makna yang sesungguhnya.
Bukalah mata hati simaklah isi ‘Surat Terbuka Kepada Para Pemimpin Bangsa-Bangsa Di Dunia’ kata demi kata, agar membawa hikmah bagi kita semua amiin……




SURAT TERBUKA KEPADA
PARA PEMIMPIN BANGSA-BANGSA DI DUNIA


Yang mulia, para pemimpin bangsa-bangsa di dunia,
Pada kesempatan ini saya seorang putra bangsa dari negara yang bernama ‘Indonesia’, ingin menyampaikan salam sejahtera dan salam perdamaian, untuk semua bangsa-bangsa di dunia.
Pada kesempatan ini pula saya ingin menyampaikan sesuatu kepada dunia, lewat para pemimpin bangsa, yang mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ini akan menjadi suatu jalan keluar / solusi bagi permasalahan besar yang kini tengah dihadapi oleh masyarakat dunia, yakni terciptanya perdamaian di muka bumi ini, yang mana hal tersebut saat ini menjadi tugas dari Dewan Keamanan PBB, yang merupakan perwakilan dari bangsa-bangsa di dunia. Semua negara-negara di dunia, baik negara maju, negara yang sedang berkembang, atau negara yang terbelakang sekalipun, baik yang penduduknya berkulit putih, berkulit sawo matang, berkulit hitam, berkulit kuning, bermata biru, bermata coklat, bermata sipit, dan berbagai macam lagi perbedaan yang dimiliki bangsa-bangsa di dunia, yang mana semua itu adalah merupakan kodrat dari sang Maha Pencipta, yang tidak dapat siapapun menolak atau dapat menawar ketentuan tersebut, kemudian dari sekian banyak perbedaan yang terdapat di negara-negara di seluruh penjuru dunia, baik dilihat dari peradabannya, kemajuan teknologi, bahasa, warna kulit, luas wilayah, bentuk pemerintahan, pandangan politik ataupun kebudayaannya, maka terdapat persamaan yang tidak dapat dipungkiri, yaitu bahwa ada satu ‘hal’ yang menjadi idaman dan harapan seluruh bangsa dan negara di dunia ini, yakni terciptanya ‘kedamaian di muka bumi’, yang saat ini masih merupakan angan-angan dan harapan belaka.
Dan dengan latar belakang itulah yakni untuk tercapainya kedamaian di muka bumi ini, maka didirikanlah Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu suatu organisasi dunia yang tujuannya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa-bangsa di dunia, seperti masalah pendidikan, ekonomi, lingkungan hidup, kesehatan, termasuk masalah pertikaian antara suatu negara dengan negara lain, yang berujung pada konflik bersenjata (peperangan).
Dengan dalih menjaga / memelihara kedamaian dunia maka negara-negara majupun berlomba menciptakan senjata-senjata penghancur berteknologi tinggi, dimana untuk menguji kehandalannya seringkali diadakan ujicoba terhadap berbagai peluru kendali yang telah berhasil mereka ciptakan, bahkan teknologi nuklir yang merupakan teknologi paling mutakhir, tak luput dari percobaan dalam pembuatannya sebagai senjata penghancur yang sangat dahsyat akibatnya. Di samping itu ada pula senjata penghancur atau pemusnah yang akibatnya tidak kalah dahsyat dari nuklir, yaitu yang dikenal dengan nama senjata biologi, yakni senjata yang diciptakan dengan suatu teknologi yang memanfaatkan mahluk ciptaan Tuhan yang berukuran ‘mikro’ yang direkayasa sedemikian rupa hingga menjadi suatu senjata pemusnah yang ampuh.
Meski PBB membatasi pembuatan senjata nuklir dan melarang pemakaian senjata biologi, namun pada kenyataannya, pembuatan senjata-senjata pemusnah dan penghancur itu tetap berjalan, dan semuanya tetap dengan dalih menjaga perdamaian.
Ironis memang, semakin besar keinginan negara-negara di dunia untuk menciptakan perdamaian, semakin meningkat pula perlombaan penciptaan senjata-senjata mutakhir, dan ada kalanya dengan alasan memusnahkan pusat pembuatan nuklir yang pembuatannya dianggap melangggar ketentuan dunia, suatu negara menghancurkan negara lain dengan membabi buta, tanpa peduli akan akibatnya, dimana penduduk sipil, wanita dan anak-anak menjadi korban keganasan senjata hasil teknologi mutakhir, ini adalah suatu kenyataan yang dapat disaksikan oleh seluruh dunia, hingga timbul pertanyaan, mungkinkah kedamaian dapat tercipta dengan cara keangkaramurkaan? hal tersebut adalah suatu dilema yang harus dijawab secara nyata oleh organisasi dunia, yaitu PBB.
Hal tragis yang tak luput dari pengamatan dunia ialah bahwa terkadang jika suatu negara tengah dilanda konflik politik dalam negeri, maka serta merta dijadikan ajang uji coba bagi senjata-senjata buatan negara maju. Dikala suatu negara dilanda perang saudara, maka terkadang disitulah dijadikan kesempatan memasok senjata-senjata yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang tengah bertikai, dan negara pemasok senjata pun hanya menjadi penonton, sedangkan yang menjadi korban akibat senjata tersebut adalah negara yang sedang dilanda kemelut peperangan.
Semakin mutakhir senjata yang diciptakan, maka semakin dahsyat pula akibat yang ditimbulkannya. Duniapun telah menyaksikan bagaimana dahsyatnya akibat dari ‘bom atom’ yang dijatuhkan Sekutu di Hirosima dan Nagasaki pada Perang Dunia ke II, yang setelah puluhan tahunpun akibatnya masih dirasakan oleh rakyat Jepang, khususnya penduduk kota Hirosima dan Nagasaki. Ketika bom jatuh menyentuh bumi, maka asap bagaikan cendawan raksasa yang dihasilkan ‘bom atom’ dengan panas ribuan derajat itu, telah memusnahkan sebagian besar kehidupan di Hirosima dan Nagasaki, dengan akibat yang sangat mengerikan. Tidak dapat kita bayangkan, seandainya ‘bom nuklir’ yang kini telah berhasil diciptakan dengan kekuatan ribuan kali ‘bom atom’ diledakkan di muka bumi ini, maka secara perhitungan pengetahuan, akan musnahlah sebagian penghuni bumi dimana penghuninya akan terkena radiasi hebat akibat ledakan nuklir tersebut, maka terjadilah kiamat kecil di muka bumi ini.
Mungkinkah bencana besar itu akan terjadi? Secara pengetahuan mungkin saja hal itu dapat terjadi, jika umat manusia di muka bumi ini tidak dapat mengekang hawa nafsunya untuk berperang, dan hawa untuk menjajah orang lain, namun secara ilmu, segala sesuatu dapat terjadi di muka bumi ini, hanya dengan seijin Tuhan.
Berdasarkan sejarah, fakta, data dan kenyataan yang hingga kini dapat kita saksikan, dapatlah disimpulkan bahwa perang itu kejam dan tidak berperikemanusiaan. Akibat dari perang itu tidak lain hanyalah penderitaan, kesengsaraan dan kehancuran, dan hampir semua negara di belahan dunia ini pernah mengalami peperangan, baik dilanda perang saudara maupun perang antar bangsa, yang disebabkan karena perebutan kekuasaan, perebutan wilayah, karena penindasan suatu bangsa terhadap bangsa lain, perlawanan dari bangsa yang terjajah, dan banyak lagi masalah-masalah dunia yang tidak dapat diselesaikan secara damai atau melalui jalur diplomasi, berakhir di ujung senjata yang diwarnai dengan keberingasan, kebrutalan, dan pembantaian yang tak kenal ampun hingga menngakibatkan jerit tangis, lolong kesakitan serta banjir darah dan air mata. Lihatlah bagaimana hanya dalam sekejap ribuan bangunan hancur luluh, tak terhitung mereka yang kehilangan keluarganya, anak-anak dan wanita pun tak luput dari akibat kekejaman perang, entah berapa juta anak-anak korban perang, yang kehilangan anggota tubuhnya akibat ledakan bom, sehingga menyandang cacat seumur hidup, entah berapa juta orang yang tak berdosa, meregang nyawa kesakitan, yang mana semua itu akibat perang yang tak kunjung berhenti.
Pertikaian, persengketaan peperangan seakan tak pernah berhenti berkecamuk di atas bumi, sejak diciptakannya bumi ini dan setelah melewati ribuan tahun perjalanan waktu dari generasi ke generasi, peperangan tetap berlangsung, bahkan semakin canggih teknologi semakin hebat pula peperangan yang terjadi, sebagaimana yang pernah kita saksikan yaitu peperangan yang pernah terjadi maupun yang kini tengah berlangsung, seperti halnya peperangan yang terjadi di negara-negara Timur Tengah seperti di Irak, Iran, Libanon dan lain lain, peperangan di bumi Afganistan, Pakistan, Vietnam, Korea, Bosnia, Afrika, bahkan negara Indonesiapun tak luput dari peperangan, yaitu ketika melawan penjajah Belanda dan Jepang, akibatnya, darahpun tertumpah dimana-mana membasahi bumi tempat berpijak.
Meski berbagai upaya telah ditempuh PBB, lewat meja perundingan, lewat pertemuan para pemimpin yang bertikai, bahkan terkadang menggunakan aksi embargo terhadap suatu negara, sebagai tekanan agar menghentikan pertikaian, namun semua itu belum dapat memadamkan api peperangan di muka bumi sehingga kedamaian di atas bumi belum dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan, seolah peperangan ini merupakan suatu tradisi yang harus dijalani dari generasi ke generasi secara turun-temurun.
Dan jika ditinjau dari sejarah awal penciptaan pengisi bumi ini, maka hal inilah yakni terjadinya pertumpahan darah di muka bumi, yang dipertanyakan oleh aparat (malaikat), ketika Tuhan berkehendak untuk menciptakan orang pertama di muka bumi, yakni Adam.
Adam dijadikan oleh Tuhannya dari tanah liat yang mengandung berbagai paduan warna dan bau, maka dibentuklah suatu ‘boneka’ dalam bentuk dan rupa yang dikehendaki Tuhan dan masih dalam keadaan mati yakni tidak dapat mendengar, tidak dapat melihat dan tidak dapat berbicara, kemudian Tuhan meniupkan ruh ke dalamnya, maka menjadi hiduplah dengan seketika, demikianlah jika Tuhan menghendaki sesuatu, maka cukup berkata jadi! maka jadilah apa yang dikehendakinya itu. Dengan kehendakNya itu maka jadilah suatu mahluk yang dinamakan Adam dalam bentuk yang sempurna, dan Tuhan pun mengajarkan kepada Adam semua nama-nama benda yang ada di alam ini, seluruhnya. Kemudian Tuhanpun menguji kepada para aparat-Nya (malaikat) untuk bersujud kepada Adam, dan seluruh aparatNya-pun mematuhi perintah Tuhannya, kecuali satu yang membangkang yaitu Iblis, ia tak mau bersujud kepada Adam, karena ia merasa lebih mulia daripada Adam, kerena diciptakan dari api sedang Adam diciptakan dari tanah, sehingga Iblispun menjadi sombong dan takabur, yang kemudian sifat inilah yang akan terwarisi kelak oleh orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan dari anak cucu Adam, yang selanjutnya akan membawa ke jalan yang sesat.
Ketika Adam sudah dihidupkan oleh Tuhan, maka disuruhnya ia menempati suatu tempat berupa taman yang penuh dengan kenikmatan, dan hiduplah Adam di sana, dengan segala kenikmatan yang telah disediakan Tuhan. Suatu saat Tuhan berkehendak menciptakan mahluk yang serupa dengan Adam, tapi berlainan jenis, maka atas kehendak-Nya itu terciptalah ‘Hawa’ yang diambil dari tulang rusuk sebelah kiri, dan hiduplah keduanya dalam surga dalam keadaan bersenang-senang, tanpa sedikitpun ada kekhawatiran dan kegelisahan hati, sampai suatu saat, atas bujukan Hawa, Adam pun melanggar sesuatu yang dilarang Tuhannya, maka keduanya mendapat hukuman. Keduanya dijauhkan satu sama lain, dan ditempatkan di muka bumi dalam keadaan yang penuh dengan kesusahan dimana untuk mempertahankan hidupnya mereka harus memperjuangkannya dengan akal, tenaga dan pikiran yang telah dianugerahkan Tuhan sebagai bekal untuk mengolah / mengelola bumi ini untuk kepentingan penghuninya.
Setelah Adam dan Hawa dipisahkan selama beberapa waktu, kemudian dipertemukan kembali oleh Tuhan, dan dosa keduanyapun telah diampuni pula, maka tinggalah Adam dan Hawa di muka bumi menjalani kehidupan yang telah ditetapkan oleh sang Penciptanya, dan dari keduanya lahirlah beberapa keturunan, dimana setiap melahirkan selalu terdiri dari sepasang laki-laki dan perempuan.
Ketika anak-anak keturunan Adam dan Hawa telah dewasa, mulailah ‘Iblis’ melancarkan tipu dayanya terhadap keturunan Adam ini, sebagaiman janjinya ketika ia diusir dari surga bahwa ia akan selalu berusaha untuk menyesatkan anak keturunan Adam di muka bumi, hingga saatnya bumi ini dihancurkan oleh pencipta-Nya, dan tipu daya Iblispun berhasil, maka terjadilah pertumpahan darah antara Qabil dan Habil, dan dalam sejarah umat manusia, inilah pembunuhan yang pertama kali dilakukan di muka bumi, dan kelak di kemudian hari, sejak pembunuhan pertama ini, terjadilah pembunuhan demi pembunuhan tanpa alasan yang dibenarkan Tuhan. Pertumpahan darah terus terjadi dari kurun ke kurun, dari generasi ke generasi dan dari abad ke abad bagaikan sebuah karma yang tiada berujung, dimana semua ini menunjukkan tentang kekonsekuenan Iblis dalam memenuhi janjinya, dan menyatakan keberhasilan tipu dayanya, karena sebagian besar umat manusia di muka bumi ini tidak luput dari reka perdaya Iblis, dan hanya segolongan kecil yang dapat terhindar dari tipu dayanya, yaitu golongan orang-orang yang memurnikan pengabdian hanya kepada pencipta-Nya (Tuhan Yang Maha Esa).
Umat manapun di berbagai belahan dunia ini tentulah akan sama-sama mengakui kebenaran tentang sejarah awal penciptaan umat manusia di muka bumi, dan sama-sama mengakui bahwa nenek moyang mereka semua adalah Adam dan Hawa.
Yang mulia, para pemimpin bangsa-bangsa di dunia,
Seandainya kita telaah dengan seksama mengenai sejarah tentang cikal bakal umat manusia yang hingga kini telah bertebaran memenuhi seluruh pelosok bumi ini, maka dapat kita ambil beberapa pelajaran dari sejarah tersebut, yang pasti akan berguna untuk menghadapi berbagai permasalahan dunia saat ini. Adapun pelajaran yang dapat diambil diantaranya ialah:
Bahwa kita umat manusia yang bertebaran dimuka bumi ini adalah berasal dari satu sebutan yaitu Adam, kemudian menjadi dua dengan adanya Hawa, kemudian dari Adam dan Hawa ini lahirlah keturunan demi keturunan dan terus berkembang, mengisi berbagai belahan bumi, yang hingga kini setelah melewati beberapa kurun, bumi ini telah dipenuhi oleh miliaran umat keturunan Adam dan Hawa.
Umat manusia yang bertebaran di muka bumi, membentuk kelompok-kelompok yang berlainan tempat, yang semakin lama semakin besarlah kelompok itu yang hingga kini disebut sebagai suatu bangsa dimana setiap bangsa memiliki beraneka ragam perbedaan, mulai dari postur tubuh, warna kulit, makanan pokok, bentuk wajah, bahasa, kebudayaan, tingkat kecerdasan, peradaban, adat istiadat, dan lain-lain, sebagaimana yang sekarang kita ketahui bahwa bangsa-bangsa di Eropa mempunyai ciri khas postur tubuh yang tinggi, berkulit putih, berhidung mancung, bermata biru, berambut pirang dan mempunyai tingkat kecerdasan rata-rata yang tinggi, sedangkan bangsa Asia, rata-rata mempunyai postur tubuh yang sedang, berkulit kuning atau sawo matang, bermata hitam dan berambut hitam dan suku bangsa di Afrika mempunyai ciri khas berkulit hitam dan berambut keriting. Semua itu hanya sebagian kecil contoh perbedaan bangsa-bangsa di dunia, dan timbulnya perbedaan fisik tersebut secara pengetahuan adalah karena faktor jenis makanan yang dimakannya dan faktor alam atau lingkungan yang ditempatinya, namun secara ilmu semua perbedaan itu adalah menunjukkan betapa Maha Kuasa-Nya Tuhan dalam menciptakan umat manusia dengan beraneka ragam perbedaan, sehingga tidak dijumpai dua mahluk di dunia ini yang benar-benar sama segala-galanya.
Tuhan menciptakan umat manusia berbangsa-bangsa, adalah agar satu sama lain mengenal, saling berinteraksi, saling membutuhkan, saling memberikan manfaat, saling menutupi kekurangan masing-masing dan memanfaatkan kelebihan yang telah dianugerahkan Tuhan, yang tentunya setiap bangsa mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jika semua bangsa-bangsa di dunia ini menyadari akan sejarah asal mula terjadinya umat manusia yang berbangsa-bangsa ini tentu akan menyadari pula bahwa kita semua, bangsa-bangsa di dunia ini adalah ‘saudara’ karena berasal dari nenek moyang yang sama yaitu Adam dan Hawa, yang ditugaskan di muka bumi ini untuk mengelola dan mengolah apa saja anugerah Tuhan yang terkandung dalam bumi, baik di daratan maupun di lautan, yang semuanya itu untuk kepentingan umat manusia, sebagai bekal untuk menjalani kehidupan di muka bumi, hingga waktu yang telah ditentukan. Disamping berketugasan mengelola alam dengan menggunakan akalnya, maka Adam dan Hawa pun bertugas pula untuk mengembangkan keturunan. Karena itu menurut fitrahnya, semua bangsa-bangsa di dunia ini mempunyai hak untuk merdeka, dan mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, sehingga tidak sepatutnya suatu bangsa menindas bangsa lain, suatu negara menginvasi negara lain, atau golongan kulit putih menindas golongan kulit hitam (politik apharteid), karena semua itu merupakan pelanggaran terhadap hak yang paling mendasar yaitu hak untuk dapat menikmati kehidupan, dan tidak sepatutnya pula terjadi perang antar umat yang berbeda keyakinannya seperti halnya perang yang pernah terjadi antara umat Islam dan umat Kristen yang dalam sejarah dikenal dengan nama Perang Salib, karena semua umat pada dasarnya mempunyai keyakinan yang sama terhadap Tuhan Yang Satu lagi Tunggal, yang berbeda hanyalah tata cara peribadatannya yang tentunya disesuaikan dengan masa (kurun)-nya dari masing-masing umat, yaitu disesuaikan dengan situasi dan kondisi umat pada waktu itu.
Pelajaran lain yang dapat kita ambil yaitu bahwa apa-apa yang dijadikan dan diciptakan Tuhan di muka bumi ini selalu berpasangan, dimana hal ini disimbolkan dengan kelahiran anak Adam yang selalu terdiri dari pasangan laki-laki dan perempuan, kecuali yang terakhir yaitu yang bernama Syits, dan adanya Syits yang tunggal inipun mengandung rahasia Tuhan yang kelak di kemudian hari akan terungkap rahasia dibalik lahirnya Syits. Kita ketahui di alam ini, ada langit dan ada bumi, ada hitam dan ada putih, ada gelap dan ada terang, ada laki-laki dan ada perempuan, ada siang dan ada malam, ada kebenaran dan ada kesalahan, ada kehidupan dan ada kematian, dan masih banyak lagi pasangan-pasangan di alam ini yang tidak mungkin disebut satu-persatu, yang pasti semuanya itu pasti mengandung maksud dan tujuan tertentu serta pasti ada manfaatnya karena Tuhan tidak akan menciptakan sesuatu yang sia sia. Dengan adanya pasangan yang bertolak belakang ini, maka di dalam penterapan kita harus pandai-pandai memadukannya secara tepat dan harmonis agar mendatangkan kemanfaatan bagi orang banyak, sebagai contoh, adanya kutub (+) dan kutub (-), bila dipadukan secara benar dan tepat, akan dapat menghasilkan suatu arus listrik, yang kemudian menjadi pijaran pada kawat (wolfram) dan jadilah terang atau cahaya, yang tentunya cahaya ini sangat besar manfaatnya bagi umat manusia, namun sebaliknya jika cara memadukannya tidak tepat dan benar, maka akibatnya akan terjadi hubungan arus pendek yang berakibat sangat fatal.
Ada satu hal lain yang penting yang dapat kita ambil / pelajari dari sejarah kehidupan Adam dan Hawa, yaitu masalah hukum, yang pada waktu itu sebagai hakimnya adalah langsung Tuhan. Ketika Adam dan Hawa melanggar peraturan, maka Tuhanpun memberi hukuman sesuai dengan kesalahannya, namun disamping memberi hukuman maka dengan kebijaksanaan-Nya, Tuhanpun memberikan petunjuk bagaimana caranya bertobat dan memberi petunjuk pula tentang larangan yang tidak boleh dilanggar dan tentang perintah yang harus dilaksanakan, semuanya itu demi keselamatan Adam dan Hawa agar tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan dapat memperoleh kembali kebahagiaan yang abadi, hal ini berlaku pula untuk anak keturunannya. Jadi jelas, hukuman yang diberikan Tuhan adalah hukuman yang disertai dengan keadilan dan kebijaksanaan, dengan demikian maka sudah seharusnya negara-negara di dunia ini, dalam menegakkan hukum di negaranya harus berlandaskan keadilan dan kebijaksanaan.
Tuan-tuan, para pemimpin bangsa-bangsa di dunia,
Sejarah telah menceritakan dengan jelas, apa yang harus diceritakan dan setiap peristiwa yang terjadi yang mewarnai panggung kehidupan di dunia ini, tak luput dari catatan sejarah, yang disaksikan oleh gunung-gunung yang terpancang kokoh, langit yang tinggi, dan bumi yang terhampar luas. Untuk menghadapi kehidupan dunia yang bagaikan panggung sandiwara ini, Tuhanpun mengirimkan utusan demi utusan ke muka bumi untuk menuntun umat manusia ke jalan yang benar. Dengan bercermin kepada sejarah, disertai dengan mengikuti petunjuk Tuhan yang dibawa oleh utusan-utusan-Nya, maka demikianlah seharusnya setiap insan di muka bumi ini menjalani kehidupannya.
Namun di sisi lain, kita tak boleh melupakan pula bahwa pada masa Adam dan Hawa, Iblispun diberi kekuasaan dan kewenangan seluas-luasnya oleh Tuhan untuk menggoda umat manusia, maka Iblispun mendatangi tiap orang lewat belakang lewat depan, lewat kanan lewat kiri, lewat atas lewat bawah, masuk melalui aliran darah, melalui helaan nafas, resapan keringat, denyutan nadi dan melalui jalan mana saja yang mungkin untuk dapat menggoda dan merayu umat manusia ini agar berpaling dari petunjuk Tuhan, dan hasilnyapun sangat luar biasa, dimana sebagian besar umat manusia di muka bumi telah tertembus panah bujuk rayu Iblis. Ditutupinya jalan kesesatan itu dengan kemegahan dunia, dengan kilau permata, dengan kekuasaan dan kedudukan, dengan gemulainya seorang wanita, juga dibungkus dengan pengetahuan dan teknologi, sehingga membuat pemeran dalam panggung sandiwara ini terbuai dan terlena, tidak dapat lagi membedakan mana yang salah dan mana yang benar, tak tahu lagi mana yang semu dan mana yang nyata. Bujuk rayu Iblis itu datangnya begitu halus, samar dan sering tidak disadari, namun akibatnya sangat luar biasa, tengoklah kejadian-kejadian luar biasa di berbagai belahan dunia ini, lihatlah bagaimana gedung WTC, pencakar langit termegah di Amerika sebagai pusat bisnis termodern di dunia hancur luluh dalam hitungan detik, karena hantaman pesawat dengan kecepatan yang luar biasa. Itulah aksi terorisme yang paling menghebohkan dunia belakangan ini, dan aksi terorisme ini menyusup kemana-mana, ke setiap negara-negara di berbagai belahan dunia. Hampir setiap negara pernah dilanda aksi terorisme, tak terkecuali pula negara Indonesia, dimana sering kali aksi teror ini membuat kebakaran jenggot para aparat penegak hukum. Kita lihat kejadian lain, dimana ‘Pentagon’ sebagai pusat pertahanan Amerika Serikat yang super ketat penjagaannya, nyatanya tak luput dari penyusupan kaum teroris. Memang patut diakui betapa ‘briliant’nya para teroris tersebut, dan betapa rapih dan teratur organisasinya, sehingga strateginya sulit dideteksi, mengejar teroris bagaikan mengejar siluman yang dapat datang tiba-tiba dan dapat pergi secara tiba-tiba pula. Hal tersebut dapat dimaklumi karena, karena semuanya didalangi oleh Iblis yang jauh lebih pandai dari umat manusia dan pengetahuannyapun lebih luas, namun tentu saja pengetahuan dan kepandaian sang dalang itu sebatas yang diijinkan oleh Tuhan.
Duniapun menyadari bahwa saat ini ada dua masalah yang serius yang tidak mudah penyelesaiannya, yaitu masalah merosotnya perekonomian dunia, dan masalah perdamaian dunia yang belum juga terwujud. Meskipun setiap bangsa telah mengirimkan delegasinya ke PBB untuk membahas masalah tersebut, yang tentunya delegasi-delegasi itu merupakan orang-orang pilihan dari negaranya masing-masing, tetapi masih saja di beberapa negara bergolak api peperangan dan pertikaian yang mengakibatkan gelombang pengungsi dalam jumlah yang besar, dan juga aksi terorisme yang setiap saat masih mengintai, krisis ekonomipun tetap berlangsung melanda di banyak negara-negara di dunia tanpa pandang bulu, baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang.
Dalam situasi dunia seperti saat sekarang ini, tentu saja dunia menunggu seseorang yang mampu menyatukan umat-umat manusia di negara yang sedang bertikai, dengan kata-kata dan wibawanya, sehingga mereka kembali menjalin kerja sama dalam suasana tenang dan damai, dan tak perlu ada lagi perebutan wilayah antara bangsa Yahudi dan Palestina yang sudah berlangsung selama puluhan tahun, dan tidak perlu lagi ada pemusnahan etnis seperti yang terjadi di Bosnia, pemboman yang membabi buta seperti di Irak, pembantaian orang tak berdosa seperti yang terjadi di Kamboja semasa rezim Polpot, atau perang saudara antara negara-negara di Timur Tengah, dan tak perlu lagi ada perang dingin antara Blok Timur dan Blok Barat. Dan duniapun pasti mengharapkan tampilnya seseorang yang dapat menormalkan atau bahkan meningkatkan perekonomian dunia, karena jika setiap negara dapat terbebas dari krisis ekonomi, maka tidak akan terjadi suatu negara terjajah ekonominya oleh negara lain, dan tidak akan terjadi suatu negara menggadaikan asset-asset negara demi menutupi hutang luar negerinya, kriminalitas di setiap negarapun pasti akan dapat ditekan seminimal mungkin.
Singkatnya dunia menunggu seorang ‘Tokoh Perdamaian Dunia’ yang sejati, hingga umat manusia di muka bumi ini merasa damai, karena terbebas dari rasa takut dan gelisah, terbebas dari intimidasi dan juga terbebas dari kekurangan pangan.
Yang mulia, para pemimpin bangsa-bangsa di dunia,
Sambil menanti datangnya seorang tokoh yang dapat menjawab tantangan dunia, tak ada salahnya jika pada kesempatan ini saya ingin mengemukakan sepenggal kisah nyata, dari salah seorang putra bangsa yang lahir di salah satu negara yang terletak di Asia Tenggara, tepatnya di negara Indonesia.

PERJALANAN HIDUP SEORANG YANG BERNAMA BUKI SYAHIDIN
Di saat dunia tengah bergolak karena berkecamuknya perang antara bangsa-bangsa besar di dunia, (Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, Jepang dan lain-lain), yang dikenal dengan nama Perang Dunia ke II, pada saat itupun di negara Indonesia tengah berkobar peperangan melawan kaum penjajah. Selepasnya dari penjajahan Belanda yang telah berlangsung selama kurang lebih 350 tahun, maka Indonesia kembali terperangkap ke dalam cengkeraman penjajah yang berasal dari negara matahari terbit, seakan-akan Indonesia ini keluar dari mulut harimau dan masuk mulut buaya. Jepang yang gencar mempropagandakan sebagai pelindung Asia, nyatanya tak berbeda dengan penjajah Belanda, yang hanya menghisap darah dan keringat bangsa Indonesia. Bukannya perlindungan yang diberikan Jepang, sebaliknya hanya kekejaman dan penindasan yang ditimpakan kepada rakyat Indonesia yang sudah demikian lemah dan menderita akibat sekian lama hidup di bawah penjajahan kolonial Belanda.
Di tengah situasi dunia dan negara yang sedemikian rupa, maka di suatu desa di daerah Bandung Selatan, tepatnya yang bernama Kampung Sayati Desa Sukamenak, lahirlah seorang anak dari pasangan suami-isteri Uha dan Samsudin, yang diberi nama Sabuki. Masa kecilnya dilalui dengan penuh kerja keras dan keprihatinan, hal ini dikarenakan didikan yang keras dari ayahnya, yang mendidiknya agar dapat mengerjakan berbagai pekerjaan, meskipun terkadang pekerjaan itu bukan porsinya untuk anak seusianya. Sejak usia 7 tahun Sabuki sudah diserahi tugas memberi makan puluhan ternak milik orang tuanya, namun semua itu dilaluinya dengan kepatuhan dan tanpa ada keluhan, karena rasa hormatnya kepada orang tuanya, karena dia menyadari bahwa sebenarnya kekerasan itu sebagai bukti kasih sayang orang tua kepada anaknya, agar di kemudian hari menjadi sosok yang berguna bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain.
Singkat cerita, dengan dasar didikan yang keras dari orang tuanya, jadilah Sabuki seorang remaja yang mandiri, bermental kuat, berpendirian teguh, tidak mudah berputus asa dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Dengan kemandiriannya, beliau berhasil menyelesaikan pendidikan formalnya hingga tingkat menengah, dan disamping menempuh pendidikan formal, didalaminya pula ilmu keagamaan, dari salah seorang Guru Agama di Bandung, meski semua itu tanpa dukungan dari orangtuanya, namun semangat untuk menuntut ilmu tidak pernah pudar dalam dirinya. Selanjutnya guru yang membimbingnya dalam keagamaan, menambahkan kata ‘Syahidin’ di belakang namanya, dan menghilangkan kata bagian depannya, sehingga nama ‘Sabuki’ berganti menjadi ‘BUKI SYAHIDIN’.
Selepas dari pendidikan formal, Buki Syahidin kemudian bekerja di Departemen Agama, sebagai pendidik, dan dalam usia relatif muda, beliau mempersunting seorang gadis yatim piatu, yang waktu itu sebagai anak didiknya. Selama mengarungi bahtera rumah tangga inilah Buki Syahidin memperoleh banyak pengalaman hidup, berbagai pekerjaan pernah dijalaninya, mulai dari profesi sebagai pengajar, berjualan kue, berjualan bubur, kuli bangunan, foto keliling amatir, membuka kursus menjahit, hingga memegang kedudukan terhormat di suatu proyek bernama LAPAN yang terletak di Cilaut Eureun, Pameungpeuk, Jawa Barat. Berawal dari tempat inilah, kemudian ada suatu ilham atau petunjuk ke dalam diri Buki Syahidin yang selanjutnya mengubah seluruh perjalanan hidupnya. Suatu hari di tengah kesibukannya menghitung lembaran rupiah, tiba-tiba terdengar kumandang adzan memanggil segenap hamba Tuhan untuk menghadap kepada-Nya. Kumandang adzan itu begitu mengusik perasaannya yang paling dalam, menumbuhkan suatu kesadaran dalam batinnya, bahwa sesungguhnya kedudukan dan lembaran uang, bukanlah satu-satunya yang menjadi kejaran hidupnya, tapi ada satu hal yang jauh lebih bernilai dari dunia dan seisinya, itu yang sebenarnya dicari selama ini, maka kesadaran yang datang secara tiba-tiba itu, akhirnya menimbulkan suatu dorongan yang sangat kuat untuk segera meninggalkan kedudukan dan tumpukan uang, yang selama ini digelutinya.
Buki Syahidin pun kemudian mengasingkan diri menuju suatu tempat yang jauh dari keramaian dan kehiruk-pikukan dunia, tepatnya di hutan Wanikari, Pameungpeuk, yang waktu itu belum banyak dijamah orang. Bertahun-tahun Buki Syahidin hidup di belantara Wanikari, ditemani gelapnya malam dan dinginnya udara hutan, terkadang dengan bertelanjang dada, Buki Syahidin tidur beralaskan tanah dan beratapkan langit, berselimut angin malam dan hanya ditemani oleh penghuni rimba yang selalu setia menjaga dan menemaninya. Selama menjalani kehidupan di rimba Wanikari, dengan segala keprihatinan dan kegetiran hidup yang dilaluinya, Buki Syahidin banyak mendapat pengalaman yang sangat berharga, baik mengenai kemasyarakatan, ke-Tuhanan dan juga tentang alam, yang semua itu diperoleh bukan hanya melalui teori, tetapi benar benar merupakan pelajaran nyata.
Dan di tempat itu pula Buki Syahidin, banyak mengalami perjalanan batin (perjalanan spiritual) sehingga keyakinannya tentang Tuhan semakin tebal, dan dadanya pun seakan dipenuhi cahaya petunjuk dari Tuhan, sehingga Buki Syahidin dapat mengerti dan memahami beberapa hal yang selama ini menjadi tanda tanya dalam hatinya dan masih merupakan rahasia yang belum terungkap.
Setelah merasa bahwa apa yang selama ini dicari telah ditemukannya, maka Buki Syahidin kembali ke kota Bandung berkumpul dengan keluarganya. Pengalaman hidup yang didapatinya selama dalam pengasingan di Wanikari, telah menempa hidupnya sehingga makin mematangkan kepribadiannya, memperteguh pendiriannya dan membuahkan sikap pantang menyerah dalam mempertahankan suatu prinsip yang diyakininya benar, yang semua itu akan menjadi modal utama untuk menghadapi berbagai tantangan di kemudian hari.

PENDIRIAN MARGANINGRAT & PENEMUAN 9 MATERI.
Tempat pertama yang disinggahi Buki Syahidin di kota Bandung adalah kampung Manglid, Desa Margahayu, Bandung Selatan, Jawa Barat. Di sana Buki Syahidin mendirikan pusat pengkajian Al-Qur’an yang diberi nama Marganingrat, diikuti oleh beberapa anak asuhnya dan kegiatan ini semakin lama semakin berkembang. Di sini kemudian Buki Syahidin mencoba mengemukakan pengertian ‘Imam Mahdi’, yang sama sekali berbeda dengan pendapat yang selama ini dianut oleh kebanyakan orang, tentang Imam Mahdi. Dengan tanpa ragu-ragu serta penuh keyakinan Buki Syahidin pun menyampaikan seruan Imam Mahdi kepada Pemerintah, akibatnya sudah dapat diduga, terjadilah kontroversi dalam masyarakat, mereka semua merasa terkejut dan belum bisa menerima ‘teori baru’ tentang Imam Mahdi yang dikemukakan oleh Buki Syahidin, selanjutnya dengan tuduhan mengaku Imam Mahdi, Buki Syahidin pun harus meringkuk di balik terali besi selama + 2 tahun, dan belum cukup sampai di situ, maka SK Kajati-pun turut menghukum keyakinan Buki Syahidin dengan jalan melarang seluruh kegiatan Buki Syahidin, berkenaan dengan ajarannya .
Itulah kenyataan pahit yang harus dialami Buki Syahidin, dalam mempertahankan prinsip dan keyakinannya, namun semuanya itu tak membuat Buki Syahidin menjadi pudar akan keyakinannya, diterimanya semua itu sebagai ujian dan gemblengan mental dari Yang Maha Kuasa.
Manglid yang merupakan tempat pusat pengkajian Al-Qur’anul-Karim dapat dikatakan sebagai tempat bersejarah karena di tempat itulah Buki Syahidin mendapat anugerah yang sangat besar dari Tuhan Yang Maha Esa, yakni berupa Fita Fisika dan Penemuan 9 Materi, yang mungkin tak mudah bagi siapapun untuk begitu saja mempercayainya, kecuali bagi orang yang benar-benar mengenal kepribadian Buki Syahidin, dan mengikuti setiap jejak langkah kehidupan Buki Syahidin, karena memang anugerah itu merupakan suatu hal yang luar biasa, jauh di atas logika kebanyakan orang.

PENDIRIAN YASAPRADHANA
Setelah menjalani berbagai peristiwa di Bandung, Buki Syahidin pun kemudian hijrah ke Tasikmalaya, tepatnya di Kampung Ciponyo, Desa Linggarjati, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Di tempat tersebut Buki Syahidin mulai merintis membangun permukiman dan tempat peribadatan yang kemudian diberi nama ‘Masigit Ulun Sampurna’, semuanya dikerjakan bersama anak asuhnya dengan kerja keras, tanpa kenal lelah, disertai kesabaran dan ketawakalan, karena sifat-sifat seperti itulah yang senantiasa ditanamkan Buki Syahidin terhadap anak-anak asuhnya yang setia mengikutinya. Pada tahun 1995, Buki Syahidin mendirikan suatu yayasan, yang diberi nama ‘Yasapradhana’ yang resmi berbadan hukum dengan Akta Notaris No 17 tahun 1996.
Keberadaan permukiman, tempat ibadah, dan bangunan yayasan, serta tamu yang selalu berdatangan silih berganti, rupanya hal tersebut tampak sedikit mencolok bagi masyarakat sekitar, hingga hal itu kemudian menimbulkan kecemburuan sosial bagi pihak-pihak tertentu. Berawal dari rasa cemburu sosial inilah, akhirnya disebar luaskan fitnah kepada masyarakat luas yang menyinggung soal ajaran yang diajarkan Buki Syahidin kepada anak asuhnya.
Untuk kedua kalinya, Buki Syahidin harus menelan pil pahit dalam mempertahankan keyakinannya, Buki Syahidin pun diadukan ke meja hijau, setelah melalui beberapa persidangan yang penuh dengan intimidasi masa, akhirnya kembali Buki Syahidin harus rela menjalani hari harinya di balik jeruji besi, selama + 6 tahun, itulah nyata-nyatanya pemerkosaan Hak Asasi Manusia karena sudah jelas dan nyata dalam Undang Undang Dasar bahwa negara menjamin setiap orang dalam menjalankan keyakinannya sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 29.
Akibat yang lebih luas dari fitnah tersebut adalah terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia bagi keluarga Buki Syahidin dan anak asuhnya, yaitu dihancurkannya pemukiman, tempat peribadatan, bangunan yayasan beserta asset-asset yayasan, oleh ribuan masa yang sudah termakan fitnah, dengan cara yang sungguh tidak beradab dan ketika tragedi ini terjadi, Buki Syahidin tengah berada di Rutan Tasikmalaya.
Selama berada di Rutan Tasikmalaya, Buki Syahidin mengisi waktu dengan berkarya hingga ruangannya nyaris penuh sesak dengan hasil karyanya, dan diam-diam banyak pihak dalam lingkungan Rutan tersebut yang mengagumi karyanya.
Bersamaan dengan memuncaknya tuntutan reformasi di Indonesia yang dilakukam secara serentak oleh mahasiswa dan rakyat pada bulan Mei tahun 1998, maka pada tahun itu pula Buki Syahidin dipindahkan ke LP kelas II Kuningan, Jawa Barat. Hari-hari di balik terali besi di Kuningan, dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh oleh Buki Syahidin, disamping semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, dan memperdalam Kitab Suci Al-Qur’an, maka dalam ruang berukuran + 2m x 1,5 m itulah Buki Syahidin mulai menuangkan petunjuk-petunjuk dari Tuhan yang didapatinya selama pengasingan di hutan Wanikari, maupun ketika berada di Manglid, semuanya dituangkan dalam suatu susunan Kitab yang bernama ‘Kitabaka’ dan ‘Kitab Muttaqien’. Pada tahun 2000, Buki Syahidin kembali mendapat anugerah besar dari Tuhan Yang Maha Esa, yaitu ‘DPSB’ (Dana Pembangunan Semesta Berencana), dimana dengan anugerah tersebut jika dimanfaatkan, maka segala permasalahan di Indonesia khususnya dan di dunia umumnya akan dapat terselesaikan.
Perlu diketahui bahwa semua anugerah tersebut adalah amanat dari Yang Maha Tunggal yang harus disampaikan kepada yang berhak, demi kepentingan umat manusia di muka bumi, karena itulah ‘Pemandu Amanah Tunggal’ adalah gelar yang layak bagi Buki Syahidin.

PEMBINAAN JIWA MU’MIN SEBAGAI SUMBER DAYA MANUSIA
Setelah + 6 Tahun menghuni dan menjalani kehidupan dibalik terali besi di Kuningan dengan segala suka dan dukanya, kemudian Buki Syahidin dan keluarganya pindah ke sebuah kota yang bernama Tangerang yang terletak di Propinsi Banten Jawa Barat. Dan seperti sudah menjadi pembawaannya sejak muda, kemanapun Buki Syahidin pergi selalu tak pernah sepi dari yang mengikutinya, demikian pula kepindahannya ke Tangerang, diikuti oleh beberapa orang yang akhirnya menjadi anak asuhnya. Di kota Tangerang inilah, diadakan penggodogan kader generasi muda yang berjiwa mu’min, yaitu yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Khusyu’ dalam sembahyangnya.
2. Menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna.
3. Menunaikan zakat.
4. Menjaga kemaluannya, kecuali kepada istri dan hamba sahaya (budak) yang dimilikinya.
5. Memelihara amanat yang dipikulnya.
6. Menunaikan janji-janjinya.
7. Memelihara sembahyangnya.
Setelah + 5 tahun menjalankan pembinaan sumberdaya manusia (SDM) sampai tingkat mu’min, kemudian Buki Syahidin dan keluarga beserta beberapa anak asuhnya kembali melakukan hijrah ke suatu tempat di sekitar pantai selatan Jawa Barat, yaitu di Palabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.
Di Palabuhan Ratu, pembinaan sumber daya manusia ditingkatkan dari tingkat mu’min menjadi tingkat Aamanna, yang disertai dengan praktek atau penterapan di lapangan berkaitan dengan pelajaran yang telah di sampaikan Buki Syahidin terhadap anak asuhnya, khususnya mengenai 3 hal pokok yang penting, yaitu:
1. Hati-hati.
2. Siaga.
3. Waspada.
Di kota Palabuhan Ratu ini pulalah Buki Syahidin menandatangani Surat Pernyataan Kesanggupan, pada tanggal 20 September 2009, yang mana isi kesanggupan itu antara lain ialah:
1. Mensejahterakan rakyat Indonesia lahir dan batin.
2. Melunasi seluruh hutang negara.
3. Membebaskan semua biaya pendidikan dan biaya kesehatan.
4. Menghapuskan semua bentuk perpajakan.
5. Membiayai seluruh pembangunan di negeri Indonesia, terutama fasilitas-fasilitas umum.
Pernyataan kesanggupan tersebut sudah disampaikan kepada pihak pemerintah, ulama, maupun masyarakat umum.

 9 MATERI PENEMUAN

Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya, bahwa Buki Syahidin telah dianugerahi Tuhan sesuatu yang sangat berharga, diantaranya ialah:
1. Fita Fisika
2. Penemuan 9 materi
3. DPSB (Dana Pembangunan Semesta Berencana)
Ketiga hal tersebut tidak mungkin dibahas satu persatu secara terperinci, namun hanya akan diungkapkan secara garis besarnya saja.
Adapun isi (point) dari 9 materi yang ditemukan Buki Syahidin adalah sebagai berikut:
1. Kunci membentuk manusia seutuhnya.
2. Mempersatukan agama dengan kunci Fita Fisika.
3. Kunci akrob dengan Tuhan.
4. Kunci akrob dengan malaikat dan rasulNya.
5. Kunci negara-negara di muka bumi berhukum adil.
6. Kunci menghapuskan kefakiran dan kemiskinan di muka bumi.
7. Kunci menyatakan Pancasila Sakti dan Indonesia Raya.
8. Menghapuskan kebodohan, keserakahan dan permusuhan antar umat manusia di muka bumi.
9. Formula anti nuklir.
Ada beberapa pengertian dasar yang perlu dipahami yaitu tentang Fita Fisika dan DPSB
FITA FISIKA:
- Adalah suatu metoda yang memadukan antara ilmu dan pengetahuan, yang dapat dimanfaatkan untuk menjawab berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan di dunia.
DPSB:
- Adalah suatu dana yang jumlahnya sangat besar sebagai anugerah dari Tuhan yang akan mencukupi jika digunakan untuk melakukan perbaikan atau renovasi dalam berbagai bidang, baik di negara Indonesia maupun negara-negara lain di dunia.
Ketiga hal tersebut di atas yakni 9 Materi penemuan, Fita Fisika dan DPSB diamanatkan oleh Yang Maha Tunggal kepada seorang putra bangsa Indonesia yang bernama Buki Syahidin, yang selanjutnya disebut ‘Amanah Tunggal’.
Sebagai pemandu Amanah Tunggal, maka menjadi kewajiban bagi Buki Syahidin, untuk mendarma baktikan penemuannya itu demi kesejahteraan umat manusia yang tentunya harus melalui suatu prosedur atau mekanisme yang dibenarkan, oleh negara yang bersangkutan.
Dalam menjalankan kewajibannya sebagai pemandu Amanah Tunggal, Buki Syahidin pun telah menempuh berbagai upaya untuk menyampaikan penemuannya itu kepada pihak pemerintah, tentu saja dalam hal ini, kedudukan Buki Syahidin adalah sebagai warga negara, yang harus senantiasa memperhatikan hukum-hukum ketatanegaraan di Indonesia.
Sebagai warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban untuk bela negara, maka sejak jaman pemerintahan Soeharto sampai dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono, Buki Syahidin tidak pernah berhenti dan tidak pernah merasa jemu dalam menyampaikan aspirasinya yang berkaitan dengan penemuannya tersebut ke berbagai pihak, baik ke eksekutif, legislatif, yudikatif, ulama maupun masyarakat luas, melalui perwakilannya.
Isi dari beberapa penyampaiannya tersebut di antaranya ialah:
- Pengajuan permohonan untuk dialog langsung atau tatap muka antara Buki Syahidin dengan Kepala Negara untuk membicarakan mengenai pemanfaatan Penemuan 9 Materi dan DPSB.
- Pernyataan kesanggupan untuk menandatangani kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin, disertai sangsi bila tidak sanggup menyatakannya.
- Pengajuan usulan mengenai langkah alternatif dalam menentukan mekanisme pemilihan Presiden, sebagai sistem terobosan untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif, sesuai dengan yang diharapkan oleh rakyat.
- Pengajuan diadakannya Musyawarah Nasional yang diikuti oleh Amanah Tunggal dan pihak Pemerintah, yang dikhususkan guna membahas masalah Penemuan 9 Materi dan DPSB dan disertakan pula konsep bahan Musyawarah Nasional.
- Amanat kepada Kepala Negara agar senantiasa melaksanakan Hati-hati, Siaga, Waspada dalam mengambil setiap tindakan atau kebijakan.
- Amanat kepada seluruh rakyat Indonesia agar mempunyai kemauan untuk mengubah nasibnya sendiri agar terjadi perubahan nasib bangsa ke arah yang lebih baik.
- Mengajukan diri sebagai kontestan Calon Presiden pada Pemilu 2009.

Dengan adanya penyampaian surat-surat kepada berbagai pihak, baik secara langsung dari Amanah Tunggal, maupun secara tidak langsung yaitu melalui Yasapradhana atau wakilnya, berarti Buki Syahidin telah menyampaikan amanah yang dipikulnya namun dalam hal menyatakannya semuanya tergantung dari pihak Pemerintah dalam menanggapi semua masukan dari ‘Amanah Tunggal’. Pengajuan-pengajuan aspirasi yang disampaikan kepada pemerintah secara terus-menerus, bukan berarti Amanah Tunggal berambisi untuk menduduki jabatan Presiden, namun karena didorong oleh rasa tanggungjawabnya sebagai warga negara, terhadap keselamatan bangsa dan negaranya, dan semata-mata hanya ingin segera menunaikan amanah dari Tuhan agar tidak termasuk golongan orang yang khianat terhadap amanah, yang tentunya kelak akan diminta pertanggungjawabannya dari yang memberikan amanah tersebut.

BAGAIMANA AMANAH TUNGGAL MENJAWAB TANTANGAN DUNIA?

Yang mulia, para pemimpin bangsa di dunia, setelah tadi dikemukakan sepenggal perjalanan hidup seorang putera bangsa Indonesia yang bernama Buki Syahidin, yang nyatanya adalah Amanah Tunggal, marilah sekarang kita kembali ke persoalan awal, yakni pembahasan permasalahan yang tengah dihadapi dunia saat ini.
Sebelumnya telah dikemukakan bahwa ada dua masalah pokok di dunia yang hingga kini belum dapat terselesaikan dengan tuntas, yaitu:
1. Masalah terciptanya perdamaian dunia.
2. Masalah krisis ekonomi dunia.
Kedua hal tersebut tentunya merupakan tantangan besar yang harus dijawab oleh dunia termasuk di dalamnya badan Perserikatan Bangsa Bangsa.
Lantas, apakah ‘Amanah Tunggal’ dapat turut memberikan andil dalam menjawab tantangan tersebut ? Untuk menjawab hal ini, marilah kita analisa satu demi satu permasalahan tersebut.
Peperangan, pertikaian, intimidasi (penindasan) dan berbagai keangkara murkaan yang mengusik kedamaian di muka bumi ini, tentu ada penyebabnya, karena itu untuk menanggulanginya harus diketahui dulu sumber penyebabnya. Sebagaimana yang telah dibahas dalam sejarah penciptaan umat manusia yaitu pada zaman Adam dan Hawa, maka jelas sumber penyebab dari segala keangkaramurkaan ini adalah adanya tipudaya dari Iblis, jadi permasalahannya sekarang bagaimana caranya agar tidak terperangkap ke dalam tipudaya Iblis? Untuk mengatasi hal ini memang tidak mudah karema hampir semua umat manusia di muka bumi ini tidak selamat dari tipudaya tersebut, dan hanya segolongan kecil saja yang dilindungi Tuhan. Jadi satu-satunya jalan untuk mengatasi sesuatu yang tidak masuk akal adalah dengan cara kembali kepada Sang Pencipta, yaitu Tuhan. Hanya dengan ‘campur tangan’ Tuhanlah semua masalah dapat diatasi.
Untuk memperoleh ‘campur tangan’ Tuhan tersebut, baik berupa petunjuk ataupun bimbingan, maka terlebih dahulu harus ada ‘pendekatan’ kepada Tuhan, dan untuk meraih kedekatan dengan Tuhan, diperlukan kunci khusus menuju ke arah itu, kunci inilah yang dimiliki Amanah Tunggal sebagaimana yang tertuang dalam Penemuan 9 Materi pada point ke-3 dan point ke-4, yaitu Kunci Akrob dengan Tuhan dan Kunci Akrob dengan malaikat dan rosul-Nya.
Dengan terbukanya kedua kunci pokok ini, maka akan menjadi terbukalah kunci ke tujuh point lainnya yang tercantum dalam 9 Materi Penemuan.
Sekarang mari kita tinjau keterkaitan satu sama lainnya.
Point ke-1, Kunci membentuk manusia yang utuh dan seutuhnya.
Manusia utuh dan seutuhnya adalah merupakan tingkatan tertinggi dalam segi keimanan (kepercayaan) seseorang kepada Tuhannya, dan tingkatan seperti ini hanya dapat dicapai oleh seseorang yang dekat (akrob) dengan Tuhannya, dan juga dekat (akrob) dengan aparat-Nya (malaikat-Nya). Jika setiap individu, atau sebagian besar individu di dunia ini sudah dapat mencapai tingkatan demikian, maka otomatis perdamaian pun akan tercipta dengan sendirinya, karena masing-masing sudah dapat mengendalikan hawa nafsu keserakahhannya, sehingga suatu bangsa akan menghargai bangsa lainnya dan akan terjalinlah kerja sama yang harmonis antara bangsa-bangsa didunia.
Point ke-2, Mempersatukan agama dengan menggunakan kunci fitafisika
Masalah keyakinan adalah masalah yang sangat peka, jika seseorang atau sekelompok orang tersinggung atau terhina keyakinannya, biasanya siap melakukan apa saja bahkan berani mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan keyakinannya tersebut..
Sejarah dunia telah mencatat bagaimana hebatnya ketika terjadi peperangan besar antara umat Islam dan umat Nasrani, yang dikenal dengan nama ‘Perang Salib’ dan disadari ataupun tidak api permusuhan ini terwarisi oleh generasi-generasi sesudahnya, sehingga terkadang api permusuhan itu dapat meletus, jika sedikit saja terjadi pemicu ke arah itu.
Oleh karena itu untuk mencegah agar jangan sampai terulang kembali hal seperti itu, maka perlu diciptakan suatu persepsi (pandangan) yang sama mengenai pengertian tentang agama. Dalam hal ini pengertian yang harus diseragamkan oleh setiap umat adalah demikian: ‘Setiap umat baik itu Islam, Kristen (Nasrani.), Hindu atau Budha, jika tidak mengerti terhadap ‘agama’, maka umat tersebut tidak dapat dikatakan beragama, sebaliknya jika umat-umat tersebut mengerti terhadap ‘agama’, maka berarti umat tersebut beragama, atau dapat dikatakan umat muslim yaitu umat yang sama-sama patuh terhadap Tuhan, itulah yang dinamakan umat yang satu.
Untuk menyatukan persepsi dan sekian banyak umat-umat di dunia ini sunguh tidak mudah, diperlukan suatu metoda khusus untuk melakukan hal tersebut dan yang dapat melakukannya hanyalah seorang yang dianugerahi metoda khusus, yaitu metoda Fita Fisika dan tentunya orang tersebut haruslah dekat dengan Tuhan. Setelah menyatukan pandangan barulah menyatukan tekad dan penterapannya sebagai umat yang patuh terhadap Tuhan, dengan demikian akan terciptalah toleransi antar umat dan dengan sendirinya peperangan antar umat dapat dihindari, karena masing-masing umat menyadari bahwa mereka adalah adalah umat yang satu, Tuhan mereka adalah sama dan masing-masing mempunyai kewajiban yang sama terhadap Tuhannya, dan pada akhirnya semuanya akan kembali menghadap Tuhan yang sama pula.
Point 3 dan Point 4, adalah kunci akrob dengan Tuhan dan kunci akrob dengan malaikat dan rosulNya, kedua point ini telah dijelaskan sebelumnya bahwa keduanya merupakan kunci untuk menyelesaikan semua masalah.
Point 5. Kunci negara-negara di muka bumi berhukum adil.
Semenjak pertama kali diciptakan kehidupan di muka bumi, Tuhan telah memberikan contoh tentang bagaimana menerapkan hukum yang adil dan bijaksana sebagaimana yang ditimpakan ketika Adam dan Hawa melanggar larangan Tuhan.
Suatu negara akan tertib dan aman jika hukum ditegakkan di negara tersebut dengan seadil-adilnya disertai dengan kebijaksanaan hal ini berlaku pula untuk hukum internasional dimana ketertiban di dunia akan tercipta jika hukum internasional dijunjung tinggi oleh semua negara-negara di dunia, dan ditegakkan di atas dasar keadilan dan kebijaksanaan.
Untuk mencapai hal ini diperlukan seorang ‘hakim’ dalam taraf internasional dimana keputusannya dalam menyelesaikan persengketaan negara-negara di dunia harus dapat diterima dengan rasa kepuasan baik oleh negara yang bersangkutan (yang tengah bersengketa) maupun oleh negara lainnya yang turut menjadi saksi. Siapapun orangnya yang bertindak sebagai ‘pemutus sebuah perkara’ dengan taraf internasional, haruslah seorang yang benar-benar mendapat petunjuk Tuhan sehingga dapat mengambil pelajaran dari sejarah, bagaimana caranya orang-orang pilihan Tuhan, pada masa yang lalu dalam mengambil keputusan atau kebijakan ketika menyelesaikan suatu persoalan.
Hanya dengan bimbingan dan petunjuk Tuhanlah maka seorang hakim dapat bertindak adil dan bijaksana sehingga keputusannya tidak akan berat sebelah dan dapat memenuhi rasa keadilan setiap golongan apapun latar belakang sosial dan keyakinannya.
Point 6, 7 dan 8 adalah kunci menghapuskan kefakiran dan kemiskinan di muka bumi, menyatakan Pancasila Sakti dan Indonesia Raya, serta menghapuskan kebodohan, keserakahan dan permusuhan antar umat beragama.
Untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan ke-3 point tersebut maka dalam hal ini harus dipadukan antara ilmu dan pengetahuan, secara ilmu, semuanya dikembalikan kepada Sang Pencipta (Tuhan). Adapun secara pengetahuan maka diperlukan ‘dana yang sangat besar’ untuk mengatasi hal tersebut karena kefakiran dan kemiskinan di muka bumi akan hapus dengan sendirinya jika masing-masing individu sudah merasa sejahtera, yakni tertutupinya sandang, pangan dan papan yang memadai, kebodohan akan terhapus jika sarana dan prasarana pendidikan benar-benar memadai dan mereka yang mempunyai hak untuk mengenyam pendidikan harus terbebas dari beban membayar biaya pendidikan, di samping itu bagi pengajar dan pendidiknyapun harus diberi kesejahteraan yang memadai dalam arti kata dicukupi segala kebutuhan hidupnya sehingga dapat memusatkan konsentrasinya dalam mengajar dan mendidik anak didiknya. Demikian pula kurikulum yang digunakan haruslah kurikulum yang benar-benar matang sehingga akan menghasilkan sistem pendidikan yang bermutu dan tentunya akan menghasilkan anak didik yang berkualitas pula. Dalam kurikulum yang disusun haruslah ada keseimbangan antara ilmu dan pengetahuan (antara pendidikan agama dan pengetahuan umum) sehingga kelak para lulusannyapun disamping pandai dalam pengetahuan juga berahlak mulia sehingga tidak akan terjadi kasus-kasus penyalahgunaan jabatan atau wewenang jika kelak mereka menjadi seorang pejabat atau pemimpin. Untuk merenovasi sistem pendidikan inipun tentunya diperlukan dana yang tidak sedikit dan jika kurikulum ini dikelola oleh badan internasional yang khusus menangani pendidikan (UNICEF) maka akan meratalah kualitas pendidikan di seluruh dunia sehingga sumber daya manusia yang berkualitas tersebar merata di seluruh negara-negara di dunia. Jika setiap negara memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yaitu orang yang berpengetahuan dan berbudi pekerti tinggi, maka permusuhan antar umat dan pertikaian antar negara akan dapat dihindari.
Pada point ke 7, yaitu menyatakan saktinya Pancasila dan Indonesia Raya, hal ini adalah khusus untuk rakyat Indonesia karena hanya negara Indonesialah yang berfalsafahkan Pancasila namun nantinya dapat dijadikan tolok ukur bagi negara-negara lain di dunia. Jadi dengan adanya seorang yang dapat memimpin sekaligus menjadi contoh dalam penterapan butir-butir Pancasila mulai sila ke-1 sampai sila ke-5, maka akan terwujudlah Indonesia yang subur makmur, gemah ripah loh jinawi, aman tentram kerta raharja, itulah Indonesia Raya.
Point ke 9, Formula Anti Nuklir.
Prinsip kerja dihasilkannya energi nuklir adalah dari pembelahan inti atom yang bernama Uranium, satu inti atom terbelah menjadi dua, dari 2 menjadi 4, dari 4 menjadi 8 dan seterusnya. Jika inti atom yang membelah berjumlah jutaan bahkan milyaran maka pembelahan yang terjadipun sekian juta atau sekian milyar kali lipat dari jumlah semula dan energi yang dihasilkan oleh pembelahan serempak inilah yang kemudian menimbulkan ledakan dahsyat yang disertai energi panas dan radiasi yang tentu saja akibatnya sangat membahayakan kehidupan umat manusia di muka bumi ini.
Formula anti nuklir, adalah suatu rumus atau cara atau metoda, bagaimana agar nuklir tersebut tidak dapat meledak, dan bagaimana energi nuklir ini tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tapi sebaliknya untuk diambil manfaatnya, misalnya di bidang kesehatan yaitu untuk terapi pengobatan penyakit tertentu atau dapat pula digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Mengenai rumusan dan cara penggunaan Formula anti nuklir ini, adalah merupakan hak Amanah Tunggal sebagai penemunya.
Setelah tadi diuraikan secara garis besarnya tentang point-point dalam 9 Materi Penemuan Amanah Tunggal, serta keterkaitannya satu sama lain maka dapatlah dimengerti bahwa 9 Materi Penemuan tersebut dapat menjawab tantangan dunia dengan segala permasalahannya.



BAGAIMANA CARA MENYATAKAN PENEMUAN 9 MATERI

Yang mulia…para pemimpin bangsa-bangsa di dunia,
Bagaimanapun hebatnya suatu teori atau suatu penemuan maka tidaklah ada artinya jika teori atau penemuan tersebut tidak dinyatakan
Berkaitan dengan Penemuan 9 Materi, maka yang terpenting adalah bagaimana cara menyatakan penemuan tersebut agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia di muka bumi ini. Sebelum tahap menyatakan maka terlebih dahulu penemuan tersebut harus ditanggapi, kemudian dimusyawarahkan selanjutnya baru dicek kebenarannya. Jika ternyata benar-benar dapat dinyatakan, maka Penemuan tersebut dapat disahkan dan selanjutnya diakui baik secara nasional maupun internasional.
Dalam proses menyatakan penemuan tersebut, ada satu hal yang perlu diingat, bahwa kedudukan Amanah Tunggal adalah sebagai rakyat biasa atau sebagai warga negara, jadi dalam menyatakan masalah ini tentulah tidak dapat bekerja sendiri, sebagai contoh:
 Untuk menyatakan DPSB, haruslah terlebih dahulu dinyatakan ‘asset’ yang senilai dengan DPSB yang akan dinyatakan dan untuk menyatakan asset tersebut, tidak mungkin dinyatakan sendiri, karena hal tersebut berarti menyalahi hukum ketatanegaraan, jadi dalam hal ini harus ada kerja sama antara si Penemu dengan orang yang paling berwenang dalam suatu negara, yaitu Kepala Negara (Presiden).
Jadi dalam hal ini harus ada kesediaan dari seorang Kepala Negara untuk bertatap muka langsung dengan Penemu, guna membahas dan menetapkan langkah-langkah yang harus diambil dalam rangka menyatakan penemuan tersebut, demikian pula jika dunia ingin agar penemuan tersebut menjadi nyata, maka para pemimpin negara di dunia harus meluangkan waktu untuk bertatap muka dan berdialog langsung dengan si Penemu.
Dan hal lain yang juga perlu di ketahui bahwa untuk menjabarkan penemuannya Amanah Tunggal telah menyusun 20 langkah penterapan yang telah menjadi konsep Amanah Tunggal untuk merenovasi kondisi suatu negara dan tentunya langkah-langkah ini akan dikerjakan bersama-sama dengan pemerintah.
Langkah-langkah penterapan tersebut adalah:
1. Melunasi hutang negara maupun swasta dengan pihak luar negeri dan dalam negeri.
2. Menguatkan nilai mata uang Rupiah terhadap Dolar US / nilai mata uang negara lainnya.
3. Menghapuskan pajak-pajak kekayaan milik Pemerintah dan milik Rakyat.
4. Mengembalikan lagi Asset Pemerintah berupa BUMN yang telah dijual kepada pihak Asing maupun pihak Swasta.
5. Menaikkan dan menetapkan gaji para pegawai Negeri, Sipil, TNI dan Polri, para Purna Bakti dan Buruh.
6. Membersihkan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di seluruh instansi-instansi Pemerintah mulai dari tingkat bawah sampai dengan tingkat atas.
7. Mengentaskan kefakiran dan kemiskinan baik dari segi Ilmu maupun Pengetahuan.
8. Menghapuskan biaya-biaya pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.
9. Menaikkan dan menetapkan harga-harga dasar kebutuhan pokok nasional.
10. Mengadakan kebutuhan sembilan bahan pokok yang telah langka untuk mencukupi hajat rakyat banyak.
11. Menertibkan kegiatan usaha yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan / polusi udara.
12. Menertibkan dan menata daerah kumuh dan membangun perumahan bagi rakyat baik di perkotaan maupun di pedesaan agar tidak terjadi kesemerawutan lingkungan.
13. Menertibkan para pedagang kaki lima, pedagang asongan dan hal-hal yang merusak keindahan tatanan kota, baik di kota–kota besar maupun di kota-kota kecil.
14. Menertibkan seluruh angkutan umum yang mengakibatkan kemacetan dan polusi udara kota
15. Menertibkan daerah–daerah pantai yang rusak, taman rekreasi pantai dan perkampungan kumuh di tepian pantai.
16. Penanggulangan keamanan nasional melalui persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak terjadi disintegrasi bangsa antar umat beragama.
17. Penanggulangan berbagai penyakit baik jasmani maupun rohani.
18. Menegakkan UUD 1945 sebagai pijakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia agar tidak terjadi kontradiksi dalam penafsiran dimana selama ini Undang-Undang Dasar 1945 selalu menjadi sumber perbedaan pendapat antara elit politik Lembaga Legislatif dan Lembaga Eksekutif.
19. Menertibkan dan menegakan supremasi hukum secara global mengingat negara kita adalah negara hukum.
20. Penegakkan Pancasila sebagai payung negara yang selama ini hanya digunakan sebagai kiasan belaka untuk mencapai tujuan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Jadi sekali lagi, dalam hal menyatakan Penemuan 9 Materi, semuanya tergantung dari sikap pemimpin masing-masing negara dalam menindak lanjuti penemuan tersebut, agar segera dapat dirasakan manfaatnya
Dari seluruh uraian yang telah disampaikan dapat diambil kesimpulan bahwa, ada 3 hal pokok yang harus dimiliki seseorang untuk dapat menuntaskan berbagai permasalahan dunia yaitu:
1. Adanya Dana (DPSB)
2. Adanya Asset
3. Adanya Metoda
Siapakah AMANAH TUNGGAL itu ?
Jika kita simak secara seksama mengenai perjalanan hidup seorang Amanah Tunggal dari awal hingga mendapat anugerah Penemuan 9 Materi, DPSB dan Metoda Fita Fisika., dapatlah disimpulkan bahwa :
1. AMANAH TUNGGAL adalah SATRIO KINUNJORO MURWO KUNCORO
Seorang tokoh yang akrab dengan penjara (kinunjoro). Dan akan membebaskan orang banyak dari keterpenjaraan dan kelak akan menjadi tokoh yang sangat tersohor (murwo kuncoro)
2. AMANAH TUNGGAL adalah SATRIO MUKTI WIBOWO KESANDUNG KESAMPAR
Seorang tokoh yang berharta dan berwibawa, namun senantiasa mengalami suatu keadaan selalu dipersalahkan serba buruk dan selalu dikaitkan dengan kesalahan / keburukan (kesandung kesampar).
3. AMANAH TUNGGAL adalah SATRIO JINUMPUT SUMELA ATUR
Seorang tokoh / pemimpin terangkat / terpungut (jinumput) akan tetapi hanya dalam masa jeda atau transisi, sekedar menyelingi (sumela atur).
4. AMANAH TUNGGAL adalah SATRIO LELONO TAPA NGRAME
Seorang tokoh yang gemar mengembara (lelono), akan tetapi dia juga mempunyai tingkat religius yang cukup tinggi/Rohaniawan /agamis (tapa ngrame)
5. AMANAH TUNGGAL adalah SATRIO HAMONG TUWUH
Seorang tokoh yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (hamong tawuh).
6. AMANAH TUNGGAL adalah SATRIO BOYONG PAMBUKANING GAPURO
Seorang tokoh yang pindah tempat (boyong). Dan akan menjadi pembuka gerbang menuju tercapainya zaman keemasan (pambukaning gapuro).
7. AMANAH TUNGGAL adalah SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU
Seorang tokoh yang sangat arif dan religius sehingga dapat digambarkan bagaikan seorang resi / begawan (pinandito) dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum / petunjuk dari ALLAH SWT (sinisihan wahyu).
Ketujuh ciri di atas adalah merupakan ciri-ciri perbuatan dari SATRIO PININGIT
HIMBAUAN KEPADA MASYARAKAT DUNIA
Di saat dunia dilanda kegelapan, gelap karena kebodohannya orang-orang yang pandai, gelap karena keserakahannya orang-orang kaya, gelap karena keputus-asa-annya orang-orang papa, gelap karena adanya bencana kelaparan di negeri yang subur makmur, gelap karena percikan api peperangan antara bangsa-bangsa yang cinta damai, dan di saat bumi menjadi gelap di siang hari, karena gerhana yang menutupi sang surya, di saat alam semakin kelam, di saat semuanya menjadi hitam pekat, maka saya menghimbau kepada segenap masyarakat dunia, segeralah berjalan menempuh jalan menuju cahaya yang benderang, carilah cahaya itu biarpun hanya berasal dari sebuah lentera kecil, asalkan lentera itu mampu menembus kegelapan dunia dan mampu memberi secercah harapan yang pada akhirnya cahaya lentera itu mampu mengalahkan kegelapan dan mampu menerangi seluruh isi dunia ini, juga mampu menerangi jiwa-jiwa yang gersang dengan sinar keimanan, dan ketika sudah nyata antara hitam dan putih berjalanlah menuju yang putih, karena putih itu adalah lambang kesucian, dan tinggalkanlah kebodohan jiwa, karena kebodohan itu adalah kegelapan dan gelap itu adalah hitam.
Akhirnya saya mengajak kepada seluruh umat di dunia ini, marilah kita sama-sama memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kegelapan yang selama ini menyelimuti jiwa kita segera diganti dengan cahaya Ilahi yang dapat menyinari setiap langkah kita menuju tujuan akhir yang abadi.
Marilah kita sama-sama memanfaatkan setiap detak jantung kita di setiap detik kehidupan ini, untuk melakukan hal yang bermanfaat selagi matahari masih mau bersinar, selagi padi masih menguning, selagi hujan masih tercurah dari langit, selagi gunung-gunung masih diam di tempatya, selagi langit masih tegak berdiri dan selagi bumi masih terhampar.

Semoga doa dan harapan kita didengar Tuhan Yang Maha Kuasa, Amiin…..

3 komentar:

  1. Puji syukur jika bisa menjadi hal yg nyata & tuhan menghendaki. Terutama thd point 3 di atas ttg dana, asset & metoda yg bs saling bersinergi antara teori & prakteknya krn dibutuhkan bukti sbg bagian landasan moral & rasa percaya tsb apalagi ttg hal yang berkaitan dgn masalah global. Apalagi harus dimulai dgn mengedepankan skala prioritas yg kecil dulu & mudah dipahami. Wassalam, Agus Sunandar

    BalasHapus
  2. Sejarah panjang ttg legenda Ramalan Jayabaya "Notonegoro" lebih dirasakan pada era ini sbg Notonegoro nihon jin deska? Asli indonesia peranakan jepang atau dikenal sbg Notonegoro hashimoto san. Yg telah banyak melahirkan diantaranya honda san, suzuki san & yamaha san dan msh banyak lagi. Yg penuh dan menyesaki area ibukota dan sekitarnya...

    BalasHapus